Perjalanan hidup anak manusia memang tidak seorangpun tahu, agaknya kondisi memprihatinkan inilah yang juga terjadi kepada Atun (56 th) bersama suaminya Pakih Mudo (60 th) bersama anak kanduangnya Asmarni (40 th) yang kena penyakit stroke dan dua orang anaknya masing masing Firman dan Ambiya ( dan keduanya menderita penyakit jiwa. warga jorong sikaladi Nagari Pariangan Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanahdatar.
Karena tak menyangka berita beruntun dialami diri dan keluarganya yang terjadi secara beruntun terhadap diri dan keluarganya akibat penyakit derita yang dialaminya dan tidak kesalahan apa yang telah perbuatnya sehingga allah begitu menjatuhkan takdir yang begitu berat pada saya ujar Atun ,ketika ditemui Koran ini dirumahnya yang baru selesai dibangun oleh Karang Taruna Sikaladi dan pemerintah Nagari Pariangan.
Dengan tetesan air mata dan dalam keadaan terbaring, dan siapapun yang melihat tragedi keluarga Atun tersebut akan sangat terharu termasuk Koran ini juga merasa sangat terkejut melihat kondisi Atun sendiri yang terbaring dekat suaminya Pakiah Mudo dan anaknya Asmarni (40 tahun) menderita penyakit stroke berat.
Bayangkan mereka kini terbaring bertiga dalam satu kamar, dia sendiri yang menderita penyakit tumor dikepalanya yang sudah membesar dan juga dipunggungnya , suaminya tidak bisa berjalan kakinya sakit tidak bisa digerakan dan anaknya yang tua Asmarni (40 th) tidur disebelahnya menderita penyakit stroke dan dua orang anaknya lagi yang diharapkan walaupun secara phisik tidak sakit masing masing ambiya (35 th) yang sudah mengalami sakit jiwa sejak 10 tahun lalu dan anaknya yang bungsu dan masih gadis firma (25 tahun) juga mengalami goncangan sakit jiwa setelah empat tahun lalu namun kedua anaknya yang sakit jiwa tersebut tidak berada dirumahnya saat Koran ini berkunjung kerumahnya.
Kondisi Rumah yang ditempati Rabiatun tersebut baru selesai dibangun melalui bedah rumah yang dilaksanakan oleh Karang Taruna Sikaladi yang dikoordinir langsung Ketua karang Taruna Arpen dan Wali Nagari Pariangan April Khatik Saidi yang merasa prihatin melihat penderitaan keluarga Rabiatun bersama istri dan anak-anaknya tersebut dan atas inisiativ Karang Taruna tersebut mereka berhasil mengumpulkan sumbangan dari warga sehingga bisa membangun rumah yang layak huni dan tidak berapa jauh dari SMP Sikaladi. Dan rumah yang dibangun itu dibangun diatas tanah seluas 6 x 8 meter, karena rumah yang ditempati sebelumnya tidak layak huni sehingga atas prakarasa karang taruna dan dibantu masyarakat itu mereka bisa mendapatkan tanah milik keluarganya. Walaupun pada awalnya pihak keluarganya keberatan untuk menyerahkan tanah tapi atas bantuan Karangtaruna itulah akhirnya pihak keluarganya menyerahkan bantuan lain.
Malah tidak itu saja sejak dia ujar Rabiatun lagi sejak dia menderita penyakit tumor dan tidak berusaha lagi sejak 6 bulan lalu, pemuda pemuda Nagari Sikaladi terus mengantarkan bantuan makanan dan beras untuknya setiap hari dan dari bantuan itulah dia bisa makan bersama suami dan anak-anaknya
Dan sebelumnya dirinya tempat bergantung anak dan suaminya karena sebelumnya dia berjualan hasil pertanian kepasar Padang panjang.
Namun semua usaha pencaharian yang diperolehnya tersebut sudah ludes dan goncangan pertama dialaminya ketika anaknya yang nomor tiga dan empat masing masing Ambiya (35 Th) yang sudah 10 tahun sakit jiwa,dan diikuti pula oleh anak gadisnya dan Firma (25 th) empat tahun lalu, dirinya tidak tahu penyebab anaknya menderita penyakit kejiwaan tapi tidak begitu mengganggu kepada orang lain dan dia juga tidak bisa mengobati penyakit kedua anaknya tersebut apalagi dia berasal dari keluarga miskin
Kemudian derita lain anak yang tua asmarni menderita sakit stroke (40 tahun) dan kakinya tidak bisa digerakan lagi dan mengalami secara mendadak karena penyakit pada sejak tahun 2009, dan belum habis lagi derita yang dialaminya kemudian suaminya Pakiah Mudo yang sehari bekerja sebagai petani tiba tiba mengalami sakit dan kakinya tidak bisa digerakan dan tidak bisa berjalan pada tahun 2010 dan jika selama ini dia berusaha bersama dengan suaminya walaupun suaminya hanya mengambil upah disawah dan dia berdagang dipasar Pasar Padangpanjang.
Malah disaat mereka sedang sibuk mengobati anaknya tersebut tiba-tiba datang lagi musibah menimpa suaminya yang tempat bergantung baginya juga mengalami sakit mendadak dan kakinya tidak bisa digerakan lagi dan tidak bisa berjalan dan tidak tahu lagi jalan untuk bisa mengobati , karena dia tidak memiliki sesuatu apapun lagi akhirnya dirinya sudah pasrah menerima taqdir tersebut dan entah kapan dirinya dan keluarganya untuk sembuh namun belum semuanya berakhir penderitaan datang lagi untung dirinya tiba tiba dirinya menderita penyakit tumor dikepalanya dan kini sudah membesar dan juga dipunggungnya akibat ketidaan biaya itulah dirinya kini hanya pasrah apalagi sebagai keluarga miskin dan kehidupan yang dilaluinya saat ini hanya berdasarkan belas kasihan dari Karang taruna sikaladi bersama masyarakat yang setiap hari selalu mengantarkan makanan untuk dirinya bersama anak anak dan dia juga tidak bekerja dan berusaha
0 komentar:
Posting Komentar