Selasa, 15 Maret 2011

Siapapun bisa Jadi Pengarang

Laporan : Mustafa akmal-Batusangkar
Batusangkar----Siapun bisa jadi pengarang namun untuk bisa jadi pengarang hebat, perlu ada inovasi dan banyak membaca  dan  terus menumbuhkan kebiasaan menulis.
     Hal itu disampaikan Damhuri Muhammad penulis dan cerpenis Nasional dalam acara bedah novel Rinai Kabut Singgalang karya penulis muda M. Subhan  di kampus STAIN Batusangkar bersamaan dengan seminar satra dan menghadirkan Elly Delfia (staf pengajar Fakultas SastraUnand) yang dilakukan oleh Tabloid Idelita STAIN Batusangkar sabtu lalu.
    Jika ini sudah dilakukan dirinya yakin akan muncul pengarang pengarang baru dari ranah minang ini termasuk juga dari kalangan mahasiswa STAIN Batusangkar disamping diperlukan keberanian untuk mengirim karya dan tulisan kita tersebut keberbagai media yang ada baik di Sumatera Barat maupun tingkat Nasional.
    Apalagi penghargaan terhadap karya  seni termasuk karya sastra saat ini  cukup besar  bahkan kalau dinilai dari prosentase sebuah karya dengan hasil yang diperoleh ujar Damhuri Muhammad mencontohkan satu buah cerpen ada media yang mampu memberikan honor Rp 1 juta sehingga juga telah ikut memberikan bentuk lapangan kerja untuk kita.
     Karena itulah dia menyampaikan aspresiasinya atas kegiatan bedah buku novel Karya Muhammad Subhan yang berjudul Rinai Kabut Singgalang karena  novel ini berhasil membawakan kehidupan sosial dan induvidual seorang pengarang menjadi dunia teks tertulis. Dunia yang berjarak dan terpisah menjadi dunia baru yang dibangun secara naratif oleh M. Subhan.
      Bahkan dari Kehidupan imajiner yang berasal dari fakta dan opini telah menjadi petualangan tersendiri dalam Rinai Kabut Singgalang," sebuah karya  dan pengalaman. bermula sederhana saja, namun diurai dengan petualang baru yang dekat dengan dunia sosial, dan tak liar dalam berkisah sehingg novel ini menarik untuk diikuti dan mengundang pesona petualangan jiwa dengan pencerahan karena itulah ajaknya kepada Mahasiswa dan guru yang mengikuti seminar tersebut untuk menuangkan karyanya sesuai dengan. perasaan dan suasana hati, yang tentu memulainya dengan mengalahkan diri sendiri, berupa kemalasan dan takut salah.
     Sementaraitu Dosen Sastra Unand Padang Elly Delfia yang selalu berhadapan dengan mahasiswa sastra dikampusnya mengakui banyak mahasiswa yang belum berani menuangkan karya karyanya dalam bentuk tulisan dan  kebiasaan menulis itu tumbuh jika pembiasaan menulis sudah dibiasakan dan setiap paragram kata akan tersusun dan rapi dalam suatu bingkai tulisan yang menarik. Bahkan kita juga melihat justru penyair dan pengarang tersebut banyak lahir bukan dikalangan mahasiswa satra dan untuk itulah Mahasiswa dan guru haruslah memulai dan menuangkan karya-karyanya tersebut dalam bentuk tulisan Sedangkan M Subhan menyampaikan  karyanya telah mampu memberikan inspirasi baru baginya dalam mengembangkan sastra dan dia  berhasil  membangun dunia naratif ini dari lamunan, yang dilukiskan dalam karakter tokoh dengan persoalannya sendiri, sehingga menjadi sebuah  bahkan saat ini karya sudah dicetak sebanyak 1000 eksplar dan sudah habis terjual dan dia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Mahasiswa STAIN yang telah mampu mengangkat acara kegiatan seminar dan bedah buku karyanya tersebut 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons