Nagari Tigo Koto Padang Luar
Memiliki Potensi Pariwisata dan potensi Perantau Membangun nagari
Memiliki Potensi Pariwisata dan potensi Perantau Membangun nagari
Laporan : Mustafa akmal-Batusangkar
Secara geografis Nagari III Koto Padang Luar berada dalam Kecamatan Rambatan dan merupakan Nagari yang terluas yang berbatasan dengan Nagari Padang magek Rambatan dan nagari Batubasa Kecamatan Pariangan.
Karena letaknya yang setrategis itu pulalah untuk menuju Pusat Pemerintahan Nagari III Koto Padang Luar bisa melewati empat gerbang utama yaitu dari Kantor Camat Rambatan melalui Nagari Padang magek, dari jalur Ombilin lewat Nagari Balimbing dan Padang Magek, lewat Nagari Batubasa Kecamatan Pariangan tembus ke Galogandang dan dari jalan utama Pasir jaya tepi Danau Singkarak dan daerah tersebut juga termasuk daerah jalur wisata. Dengan luas daerah 29 km 2 yang terdiri dari 10 jorong masing masing Jorong Kelumpang, Gantiang, Guguak Jambu, aur serumpun, Jorong Siturah, Jorong Panta, Bonai,Pasir Jaya, Galogandang dan Turawan.
Walaupun memiliki lahan yang cukup luas dan potensil dalam bidang pertanian dan perkebunan tapi belum seluruhnya digarap walaupun sekitar 80 persen dari masyarakatnya bergerak dibidang pertanian ”ujar wali Nagari Tigo Koto Hendri SH ” karena sekitar 100 ha lebih areal pertanian masyarakat masih merupakan tadah hujan sedangkan usaha kita untuk meningkatkan areal pertanian mayarakat baru bisa dilakukan secara bertahap dengan adanya bantuan irigasi untuk pembuatan embung/penamping air untuk petani senilai Rp 90 juta dan pengairan areal masyararakat baru bisa diairi sebanyak 27 ha dan jumlah penampungan air akan bisa dilakukan jika ada upaya dari pemda membantu masyarakat membantu menaikan air dari danau singkarak sehingga akan bisa mengairi seluruh areal pertanian masyarakat karena untuk menaikan air danau singkarak tersebut tentu membutuhkan investasi yang cukup besar dan tidak akan mungkin bisa dilaksanakan oleh pemerintah Nagari.
dari bantuan tersebut baru bisa diari seluas 27 ha,demikian pula dalam bidang usaha perkebunan kita memiliki 400 ha dan baru tertanami tanaman coklat 75 ha, getah 5 ha dan mangga sebanyak 5 ha dan selebihnya merupakan lahan tidur.
Namun demkian dari segi pembangunan, Nagari III tigo juga memiliki pertumbuhan yang cukup pesat karena sampai saat ini sudah seluruh jorongnya berhasil dilalui kendaraan Dan keberhasilan itu juga tidak terlepas atas keikutsertaan semua pihak dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dan adanya budaya gotong royong yang dilaksanakan disetiap jorong, dan warga masyarakatnya akan merasa malu, jika tidak ikut bersama-sama bergotong royong untuk membangun Nagari termasuk keterlibatan perantau dalam membangun nagari seperti Ikatan Perantau Padang Luar,Ikatan Perantau Galogandang dan Ikatan Perantau Turawan dan untuk ketiga perantau ini selama satu tahun diperkirakan bantuan perantau yang diberikan seluruhnya mencapai Rp.7,5 milyar, jika tidak ada bantuan perantau, nagari III koto akan jauh tertinggal.
Sementara bantuan bantuan yang diberikan perantau dalam setahun ini ujar Hendri lagi pembangunan lapangan bola kaki Galogadang sebesar Rp 900 juta murni swadaya perantau mulai dari pembebasan tanah sampai selesai pembangunannya,pembangunan Bola kaki Padang luar sebesar R1,3 milyar ,pembangunan Gedung Serba Guna di Padang Luar sebesar Rp 300 juta baru kondisi siap 50 persen,pembangunan sarana ibadah, Mesjid Galogandang sebesar Rp 600 juta,Pembangunan Mesjid Padang Luar sebesar Rp 3 milyar,pembangunan Mesjid Turawan sebesar Rp 700 juta. dan belum lagi bantuan yang diberikan dalam bentuk bea siswa kepada keluarga miskin dan saat ini tercatat sebanyak 15 orang keluarga miskin dibantu bea siswa dari perantau sampai tamat SMA dan tiga orang sudah dibantu bea siswa pendidikan S2 dan ketiganya sudah tamat dan sudah bekerja. Bantuan sapi dan kambing sebanyak 70 ekor kepada keluarga miskin disamping bantuan honor guru TPA yang ada di Nagari Tigo Koto sebanyak 84 orang guru dan satu orang guru diberi honor oleh perantau sebanyak Rp 200.000.- dan belum lagi bantuan lain yang diberikan perantau kepada masyarakat Nagari tigo koto. Apalagi bantuan tersebut belum disalurkan dalam satu pintu karena itulah dia juga akan menawarkan kepada perantaunya untuk menyalurkan zakatnya melalui BAZ Nagari sebab dari bantuan yang diberikan tersebut menimal dari zakat perantau tersebut diperkirakan satu tahun mencapai Rp 1 milyar.
Sedangkan bantuan yang berasal dari dana DAPN, dana alokasi khusus dan dana PNPM yang diterima selama tahun 2009 adalah untuk pembelian mobelir dan pada tahun 2010 dimampaatkan untuk pembangunan lapangan bola kaki sebesar Rp 40 juta,mendam jalan turawan Galogandang Rp 20 juta dan melalui dana PNPM untuk pembangunan TK Siturah sebesar Rp 200 juta,pembangunan SD 01 dan SD 29 masing-masing sebesar Rp 300 juta, bantuan dana Gapoktan melalui Lembaga Keuangan Mikro agribisnis) sebesar Rp 100 juta untuk 24 kelompok tani dan dana SPP (Simpan Pinjam perempuan) dalam dua tahun terakhir ini sudah mencapai Rp 1,4 milyar
Disamping dana Kridit Mikro sebesar Rp 300 juta dan sudah berbentuk Koperasi dengan nama koperasi Teratai yang punya anggota 210 orang dan perputaran uang sudah mencapai sebesar Rp 320 juta dengan perjanjian hanya modal kejujuran dan adanya ahli waris jika meninggal sipeminjam nantinya dan bantuan itulah kini dimampaatkan oleh masyarakat dalam mengembangkan usaha industri rumah tangganya seperti usaha membuat periuk sebanyak 125 KK, membuat kerupuk ubi sebanyak 125 KK karena belum adanya bantuan modal atau kridit lunak yang diterima oleh masyarakat sehingga perkembangan usaha industri tersebut tidak begitu menunjukan yang signifikan.
Demikian pula dalam pengembangan pariwisata tinggal lagi bagaimana objek wisata di Nagari ini bisa dimampaatkan karena banyaknya objek wisata yang bisa dijual dan dikembangkan tapi belum terkelola dengan baik seperti puncak kubang Danau Singkarak, Puncak Aur Serumpun dan sudah memiliki akses jalan dan juga memiliki citus budaya yaitu mesjid Tuo Galogandang, Bukit Catur diturawan dan Medan nan Bapaneh di Jorong Pantar Padang Luar namun akses jalan ke Tambang Maniak itu belum terbuka dan jika itu dikembangkan akan menjadi wisata alam yang menarik dan menawan ujar Hendri dengan penuh optimis dan begitu optimisnya nagarinya dalam meningkatkan dan pengembangan pariwisata ini kedepan maka Nagari III Koto bersama BPRN dan KAN juga telah mengeluarkan Peraturan nagari tentang pekat melalui imbauan melalui pamlet dan tulisan yaitu meminta kepada pendatang untuk menjaga Ketertiban, Mematuhi Aturan Nagari sehingga pernag ini bisa mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan dalam bidang pariwisata.
0 komentar:
Posting Komentar