Rabu, 16 Februari 2011

Petani Koto Baru kembangkan tanaman Holticultura
Laporan : Mustafa akmal-Batusangkar
Batusangkar,----Masyarakat Nagari Koto baru Kecamatan X Koto saat ini terus mengembangkan usaha tanaman holticultura seperti tomat,wartel,cabe dan lobak bahkan dari usaha yang dikembangkan masyarakat itu mampu merekrut tenaga kerja dari pulau jawa sebanyak 400 orang.
    Hal itu diungkapkan Wali N agari Koto Baru Andi Sutan mangkuto kepada Koran ini kemaren di Koto Baru.
    Diakui dengan usaha yang dilakukan masyarakat itu saat ini tercatat sebanyak 80 persen warganya bergerak dibidang usaha tersebut sehingga sudah menjadi andalan nagari, disamping itu tanaman wortel tanaman yang dimiliki masyarakat dibawah Kelompok tani KWT Bundo Kanduang termasuk salah satu kelompok yang mendapatkan sertifikat prima tiga terhadap komoditi wartel dari kepala  UPT Badan Balai Pengawasan dan Sertifikasi mutu pangan Sumatera barat sebagai bukti jaminan produk tanaman  yang mereka kelola dan aman dipakai masyarakat.  
     Karena dengan diperolehnya sertifikasi prima tiga terhadap usaha wartelnya juga merupakan suatu prestasi kelompoknya  sehingga tanaman wartel dari koto baru ini lebih meningkat pemasaran dan mampu bersaing dengan tananam wartel lainnya apalagi pasaran wartel dari Koto baru ini tidak keberbagai Kabupaten/kota di Sumatera Barat tapi juga sudah menjangkau daerah luar sumatera barat tapi dibawa langsung oleh pedagang yang membelinya langsung kepada petani 
    Babahkan sampai saat ini ada  sekitar 400 Ha lahan pertanian yang berada di lereng Gunung Merapi tengah dikembangkan tanaman hortikultura seperti tomat, cabe, wortel, danlobak. dan  Lahan pertanian tersebut dikelola oleh petani dengan memperkerjakan sebanyak 300 orang yang didatangkan dari Kabupaten Pengalengan Pulau Jawa dengan sistembagihasil.
      Lahan pertanian tersebut sudah mereka  olah selama tiga tahun dan hasilnya sangat memuaskan bisa mencapai tiga kali lipat dari modal awal, tuturnya. Apalagi dari modal 1 Ha lahan untuk tanaman wortel diperkirakan Rp20 juta, dan setelah panen maka dapat mencapai Rp60 juta. Sehingga sektor pertanian tanaman hortikultura tetap menjadi tumpuan pembangunan ekonomi di Nagari Kotobaru.
    Karena dalam pemampaatan dan pengolahan lahan tersebut kita meningkatka produksi tanaman hortikultura dilaksanakan melalui sistem yang benar, pemakaian benih unggul dan pupuk organik, serta pengendalian hama penyakit secara terpadu dan petani  dimotivsi untuk pemakaian pupuk organik seperti pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau dan lain-lain dengan tujuan untuk mengembalikan struktur tanah yang sudah terdegradasi(menurun) Sehingga dengan dengan penyuluhan dan praktek yang dilakukan itulah masyarakat bisa menikmati hasilnya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons